Langkah Menuju Keberhasilan Kewirausahaan
Keuntungan Kewirausahaan :
Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan kberhasilan berwirausaha sebagai berikut :
- Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik berupa waktu maupun uang apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.
- Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausahawan harus mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instant dan secara kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja keras, dan memiliki keberanian secara bertanggung jawab. Berikut adalah tahapan pembangunan kewirausahaan sukses menurut Dun Steinhoff :
- Memiliki visi dan tujuan usaha.
- Berani mengambil risiko, waktu, dan uang.
- Merencanakan, mengorganisasikan, dan menjalankan.
- Bekerja keras.
- Membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lainnya.
- Bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalan
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut :
- Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
- Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil.
- Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
David C. Mc Clelland (1961:207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap, nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh perilaku kewirausahaan. Faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive). Sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environmental).
Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:63) mengemukakan tentang beberapa faktor kunci untuk mengembangkan produk, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Lakukan riset pasar secara memadai.
- Memuaskan suatu kebutuhan.
- Memiliki suatu keunggulan produk yang tinggi.
- Gunakanlah harga dan kualitas yang tepat sejak pertama kali.
- Gunakanlah saluran distribusi yang tepat.
Menurut Zimmerer (1996: 14-15) keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
- Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
- Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
- Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.
- Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
- Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
- Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.
- Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih bersih.
- Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Zimmerer (1996:17) mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari usahanya, yaitu :
- Pendapatan yang tidak menentu.
- Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
- Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
- Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil.
Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000: 19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausaha, yaitu :
Keuntungan Kewirausahaan :
- Otonomi
- Tantangan awal dan perasaan menjadi motif berprestasi.
- Kontrol Finansial.
- Pengorbanan personal.
- Beban tanggungjawab.
- Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal.
Komentar
Posting Komentar